Meninggalnya empat orang suporter bonek yang diduga akibat penyerangan dilakukan oknum warga dan suporter La Mania (pendukung Persela Lamongan) saat berangkat mendukung tim kesebelasannya Persebaya Surabaya yang bertanding di Bojonegoro dalam lanjutan pertandingan Liga Prima Indonesia (LPI) mengundang rasa keprihatinan dari Persikmania yang tergabung dalam Gerakan Cinta Persik (GCP)Melalui sekretaris umum (sekum) Devan, GCP turut mengucapkan rasa bela sungkawa, menyesalkan, sekaligus prihatin atas terjadinya penyerangan yang menimpa suporter Persebaya hingga jatuhnya korban jiwa.
"Secara sepihak ikrar damai tertulis yang telah disepakati antarsuporter lintas Jawa Timur beberapa waktu lalu yang dimediasi oleh Polda Jatim telah dilanggar. Seharusnya masing-masing pihak suporter mampu menahan diri dengan mengimplementasikan ikrar damai yang telah disepakati," ungkap Devan sabtu(10/3)
Di mata Devan, selama ini hubungan suporter Persik Kediri dengan bonek selalu terjalin baik. Dimana, mereka selalu berkoorinasi dan saling memberikan dukungan di mana pun klub kesayangan mereka bertanding. Saat Persik menjadi tuan rumah maupun sebaliknya, ketika Persebaya menjamu tim berjuluk Macan Putih tersebut
Sementara itu, Polda Jatim sejauh ini masih melakukan inventarisir korban, baik luka maupun meninggal dunia dalam aksi penyerangan yang dilakukan terhadap suporter Persebaya, Bonekmania di Lamongan, Jumat (9/3) malam. Pihak kepolisian memastikan jumlah bonek yang meninggal dunia ada empat orang. Dari jumlah itu, satu korban meninggal di Bojonegoro akibat penyerangan oknum suporter Lamongan dan tiga lainnya di Lamongan karena terjatuh dari kereta api, usai menerima serangan.
Satu korban di Bojonegoro bernama Mifathul Huda (14) asal Krembangan Surabaya. Namun, dari tiga korban di Lamongan baru satu orang yang teridentifikasi. Dia bernama Sudarmaji (27) berasal dari Rungkut Kidul, Surabaya. Korban meninggal karena terbentur papan reklame di stasiun Babat.
Posting Komentar