Blog 87paz | About Us | Contact | Register | Sign In

Sabtu, 24 Maret 2012

Inspirasi: Latihan Fisik Ala Pelatih Anatoly Polosin Dan Gaji Seumur Hidup

Siapa yang tak kenal orang rusia ini? Sosoknya angker, jarang mau tersenyum, diwawancara 'cuek bebek'.

Mari kita simak sedikit tentang pelatih legendaris Anatoli Polosin (Alm):

Dari segelintir pelatih yang pernah melatih tim nasional Indonesia nama Anatoli Polosin pantas disebut-sebut sebagai salah satu pelatih paling sukses bersama garuda.

Bersama trio Anatoli Polosin, Vladimir Urin, dan Danurwindo tim sepakbola Indonesia mempersembahkan trophi medali emas Sea Games Manila 1991, Rizal Stadium memorial menjadi saksi ketika Ferri Hattu dkk tidak mampu menahan haru menyaksikan bendera Merah putih gagah berkibar ditengah diapit bendera Thailand dan Singapura, di iringi syahdunya lagu Indonesia raya. Ini menjadi puncak prestasi sepakbola Indonesia sampai sekarang.

Gaya melatih Polosin khas tim-tim Eropa timur yang mengandalkan kekuatan fisik, sederhananya tanpa fisik yang prima taktik dan strategi apapun tidak berjalan efektif. Gaya permainan tim-tim Eropa timur memang menyulitkan tim manapun, maka tidak heran jika Steau Bucharest dari Rumania bisa memenangkan piala Champion Eropa 1986, juga Red Star Beograd dari Yugoslavia juara piala Champion Eropa 1991 serta Uni Sovyet yang bisa menembus final Eropa 1988. Terinspirasi dari gaya bermain tim Eropa timur, Polosin tidak ragu menerapkan metode latihan fisik yang diluar batas kemampuan pemain kita saat itu tujuannya hanya satu merebut kembali emas Sea Games dari tangan Malaysia, terakhir di Sea Games 1989 Kuala Lumpur tim garuda hanya membawa pulang perunggu.


TIM NASIONAL PRA OLIMPIADE 1991-1992

Sumber; Cocomeo News

Postur timnas yang bertenaga kuda, tak ngos- ngosan, dan spartan selama tempo permainan berlangsung sangat diidolakan trio pelatih Polosin, Urin dan danurwindo.

Gaya latihan Polosin memakan korban dua gelandang timnas Fachry Husaini dan Ansyari Lubis mundur dari timnas, tidak jarang dalam sesi latihan banyak pemain yang muntah. Polosin tahu persis karakter pemain Indonesia yang kurang disiplin dan manja menjadi alasan timnas selalu kalah bersaing.

Untuk menunjang permaianan yang Spartan mengandalkan fisik Polosin mengisi sebagian besar skuad Sea Games dengan talenta-talenta muda, tercatat hanya ada 4 pemain senior dalam timnas Manila 1991 yaitu Bambang Nurdiansyah, Ferril Raymond Hattu, Eddy Harto dan Hanafing sebagian besar pemain muda usia dibawah 23 tahun seperti Widodo C. Putro, Aji Santoso, Peri Sandria, Sudirman dll.

Sebelum berlaga di Sea Games timnas sempat beruji coba dengan ikut President Cup di Seoul, Korea Selatan, di turnamen ini Garuda babak belur dihajar Malta 0-3, Korea Selatan 0-3 dan Mesir 0-6.Gagal total di negeri ginseng tidak justru membuat mental anak-anak garuda drop.

Dipertandingan pertama Sea Games 1991 Indonesia bertemu musuh bubuyutannya Malaysia, di Sea Games 1989 Malaysia mencukur Indonesia 0-2. Hasil polesan Polosin sudah mulai kelihatan, disiplin pemain timnas khusunya pemain belakang sangat bagus Malaysia tidak berdaya menyerah 0-2. Dua hari berikutnya timnas bertemu Vietnam, tanpa kesulitan timnas mengalahkan negerinya Paman Ho 1-0. Di partai terakhir berjumpa tuan rumah Filipina, Polosin sengaja menyimpan sebagian besar pemain inti dengan memainkan pemain lapis kedua, sempat tertinggal 0-1 di babak pertama timnas bangkit dan memukul tuan rumah 2-1 dengan salah satu gol dicetak oleh Widodo C. Putro. Di semifinal timnas mengubur impian tim singa Singapura lewat drama adu penalti 0-0 (4-2), kekalahan timnas di semifinal Sea Games 1989 terbayarkan.

Di partai puncak yang mendebarkan tim nasional mampu mengimbangi permainan negeri gajah putih Thailand dalam interval waktu 2×45 plus 2×15 skor tidak berubah 0-0. Masuk babak adu penalti, ratusan juta supporter Indonesia tegang di depan layar televisi, sama tegangnya dengan pemain yang akan mengambil tendangan penalti. Sampai penendang kelima skor sama kuat 3-3, karena sama kuat di lanjutkan dengan penendang keenam, Kiper Edy harto dengan mantap mampu menepis tendangan keenam Thailand,Indonesia berubah ceria. Penendang keenam Indonesia diambil oleh Sudirman, dengan langkah mantap Sudirman mengarahkan bola dengan keras agak ketengah kiper, kiper Thailand terperangah tidak menyangka bola mengarah ketengah atas, gol ..gol..teriak komentator bola dari layar TVRI, Indonesia histeria gembira..pemain saling berpelukan, perjuangan selama kurang lebih setahun dengan latihan fisik yang luar biasa keras berbuah emas, Polosin dipuja, namanya di banggakan dan seluruh skuad timnas menjadi pahlawan, nama Indonesia membahana ke seantero Asia Tenggara, bukan Thailand, bukan Malaysia yang rajai Asean tapi Indonesia.

Histeria kemenangan tidak sampai disitu, tiba di tanah air tim sepakbola di sambut bak pahlawan, ini kemenangan tim bukan kemenangan individu, sejak awal Polosin menekankan kekompakan tim. Kerjasama tim dikuatkan tidak ada bintang dalam timnas semuanya sama, bahkan Ricky Yakobi yang jadi idola saat itu tidak dibawa ke Manila. PSSI jadi “lupa diri” bonus pun dibagikan, tiap pemain mendapatkan 5 juta rupiah dan gaji bulanan seumur hidup 100,000 (seratus ribu rupiah), untuk saat itu angka itu termasuk banyak, gaji rata-rata pemain Galatama saat itusekitar 400-500 ribu/bulan, memang sangat jauh ukuran dengan pemain sekarang, tapi soal loyalitas terhadap bangsa mereka lebih hebat, pelatih di hormati, manajer di dengarkan, tidak ada kasak kusuk masalah gaji.

Penantian panjang emas selama 20 tahun semoga bisa melecut semangat anak-anak garuda nanti pada Sea Games 26 , dengan dukungan financial yang melimpah, supporter yang setia serta komposisi pemain yang bagus timnas Garuda muda asuhan Rahmad Darmawan diharapkan mengikuti sukses Widodo cs.

Sehabis Sea Games, Polosin digantikan Ivan Toplak. Ivan Toplak gagal membawa prestasi bagi timnas. Tahun 1994 Polosin dipercaya melatih timnas persiapan Asian Games 1994, di ajang Piala Kemerdekaan 1994, Timnas gagal juara Anatoli Polosin pahlawan Sea Games 1991 di pecat. Tiga tahun kemudian di tepatnya 11 September 1997 di tengah dinginnya kota Moskow, pelatih legandaris Anatoli Fyodorovich Polosin meninggal dunia. Indonesia tidak akan pernah melupakan kenangan manis Manila 1991.


Berikut Latihan Fisik Ala
Anatoli Fyodorovich Polosin:

Modalnya, hanya satu - kalau mau medali emas, maka semua pemain harus punya fisik yang super (karakter bangsa rusia yang komunis). Maka, Kardono sebagai ketua umum PSSI saat itu, hanya nurut dengan keputusan Polosin.

Caranya, ya latihan fisik selama 3 bulan, melebihi cara latihan fisik di militer seperti yang pernah dilakukan timnas Garuda I dan II. Dari 57 pemain yang terpanggil pelatnas SEA Games 1991, banyak sekali pemain yang ngacir alias kabur dari pelatnas atau tercoret.

Pengalaman saya meliput kemana timnas melakukan pelatnas, jika latihan fisik muter velldrom stadion Senayan, yang paling depan selalu anak-anak muda yang fisiknya memang fisik 'anak kampung', seperti Kas Hartadi, Widodo C Putro. Yang standart ada di tengah kelompok lari, masih ada Ansyari Lubis, Peri Sandria, Fachry Husaini, Ferril Raymond Hattu. Dan, yang males lari dan selalu paling buncit - biasanya selalu ada Robby Darwis dan Jenderal Sudirman.

Tapi, yang sering 'kentut-kentut' sambil lari kecapaian adalah Miki Tata dan Singgih Pitono. Busyet dah......begitu kerasnya program latihan fisik dari Polosin, sampai ada yang kentut.......

Walaupun, sulit belajar bahasa Indonesia, namun Polosin masih mau menggunakan bahasa Indonesia yang gampang-gampang, misalkan untuk memotivasi semangat pemain, Polosin selalu teriak, "Cipat, Cipat....Cipat....Ayo.......Simangat......"

Walaupun, tak mampu mengeja ucapan cepat, tapi istilah CIPAT....sangat populer di kalangan pemain pelatnas timnas dan tentunya di kalangan wartawan (kuli tinta senayan).

_______________________________//______//___________________________

SUDIRMAN PALING BANDEL
;

Dari semua pemain yang masuk pelatnas SEA Games 1991 asuhan Polosin, hanya satu pemain yang benar-benar bandel dan menjurus ke 'nakal'. Bayangkan, saat latihan fisik di bukit di sekitar Bandung, pemain berpoisisi sebagai bek tengah, dan kadang-kadang sebagai gelandang bertahan ini, sering membuat pemain lainnya ndak bisa marah....

Suatu hari, Sudirman yang digenjot fisiknya secara spartan super keras ini, ternyata ditengah latihan fisik naik bukit dan turun bukit ini, 'mencret-mencret'. Agar tidak ketahuan pelatih dan kawan-kawannya, Jenderal Sudirman (alamat akun facebokk-nya), membuat mencret-mencret-nya di sekitar bukit, dimana semua pemain pasti akan melewatinya.

Dan, ketika Robby Darwis dan Jaya Hartono yang ada di belakang Sudirman selama menjalani latihan fisik lari naik bukit yang nyaris mendekati 60 derajat, Robby Darwis dan Jaya Hartono merasakan 'bau tak sedap' di sekitar rumput yang dirayapi setiap pemain.

Sampai selesai latihan, tak ada satu pun pemain yang menaruh curiga terhadap siapa pun diantara pemain. Namun, setelah mereka masuk hotel dan kemudian cerita-cerita bahwa selama di bukit ada bau yang tak sedap, barulah Sudirman mengaku bahwa dirinya 'mencret-mencret' selama digojlog Polosin dengan disiplin super keras dan ketat.

Sebagai anak yunior diantara senior-senior di timnasional, sepertinya Sudirman akhirnya dihukum oleh seniornya. Kalau ndak percaya tanya sang Jendral.

Sumber Info by;Cocomeo News




Posting Komentar

sport.detik

finance.detik

otomotif.detik

food.detik

Sindikasi welcomepage.okezone.com

Liga Inggris

Liga Spanyol