Purwo Adi Utomo warga Babatan Rukun Gang VI saat ini berada di kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya.Nampak sejumlah petugas kepolian termasuk Kapolrestabes Kombes Tri Maryanto serta Kasat Reskrim AKBP Farman dan Kasat Intel AKBP Imron berada di kamar jenazah.
"Kami ingin mengetahui penyebabnya jenazah suporter ini,"kata AKBP Farman, Minggu (03/06/2012).
Namun hingga kini Kombes Tri Maryanto belum memberikan pernyataan terkait dengan tewasnya suporter bajul ijo yang terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.
Sejumlah pengurus Persebaya termasuk Manajer Persebaya Saleh Hanifah ikut berada di kamar jenazah RSUD Dr Soetomo.
Sedangkan keluarga korban Bonek saat ini juga sudah berada di kamar jenazah RSUD Dr Soetomo untuk melihatnya.
Seperti diketahui saat terjadi bentrok antara polisi dan bonek Purwo Adi Utomo jatuh kemudian terinjak-injak. Bentrok terjadi karena aparat kepolisian terlalu over dalam pengamanan saat sejumlah bonek menurunkan spanduk di setel ban dikira masuk ke stadion.
Sementara itu Insiden yang terjadi di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Minggu (3/6/2012) petang, menurut pihak keamanan adalah dipicu oleh ulah Bonek sendiri.
Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Ady Wibowo kepada wartawan, menegaskan pemicu aksi panas itu adalah Bonek sendiri. "Tadi ada beberapa anggota kami (Brimob) ada yang terkepung di lorong dan dilempari Bonek. Makanya kami tembakkan gas air mata, maksudnya untuk membubarkan konsentrasi massa," katanya kepada wartawan.
"Namun dari Bonek tetap terjadi pelemparan, terjadilah hal seperti tadi," tambahnya.
Ketika ditanya mengenai sasaran tembakan gas air mata yang di arahkan ke tribun, ia menyebut sesuai prosedur. "Karena proseduralnya penembakan gas air mata harus di arahkan ke atas. Tidak bisa disamakan dengan senjata api biasa," terangnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, puluhan Bonek menjadi korban gas air mata polisi. Seorang Bonek bernama Purwo Adi Utomo meninggal akibat insiden ini.
Posting Komentar